Setelah 53 Tahun Injil diberitakan untuk pertama kali di Mansinam, Manokwari, guru Injil Petrus Kafiar memberitakan Injil di Maudori, Supiori-Papua, pada tanggal 26 April 1908. Pada tanggal 26 April 2008 yang akan datang diperingati dan dirayakan 100 tahun Injil di Supiori. Ini menjadi sebuah momentum yang istimewah untuk merenungkan seberapa Injil itu telah menerangi kehidupan pribadi, jemaat dan masyarakat didaerah itu. Perenungan demikian ini penting, sebab Injil itu bukan hanya sebuah peristiwa sejarah masa lalu, melainkan berkaitan juga dengan kehidupan kini dan masa akan datang.
Oleh karena itu, gagasan " supiori pulau Injil " bukan hanya sebuah slogan, tetapi lebih sebagai sebuah pernyataan untuk menegaskan pengaruh Injil atas pulau Supiori dan penduduknya serta komitmen untuk mempertahankan dan membuktikan pengaruh Injil dalam kehidupan masyarakat sekarang pun di masa akan datang. Berarti dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat sudah mesti terlihat tanda-tanda Injil sebagai sebuah kabar kesukaan dalam kehidupan yang damai, sejahtera, aman, adil, tentram dan bahagia. Suasana demikian harus tercipta lewat dan di dalam pelayanan gereja serta kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Supiori.
Upaya tersebut memperkokoh komitmen Pimpinan Gereja-gereja dan Agama-agama, yang dalam perayaan Hari Pekabaran Injil di Tanah Papua ke-148, 5 Pebruari 2003, telah menyatakan " Papua Tanah Damai " . Gagasan Papua Tanah Damai ini mencerminkan penghayatan akan makna kehadiran Injil di Tanah Papua sejak tahun 1855, yang telah membawa rasa damai dan persaudaraan di antara suku-suku bangsa di tanah ini. Apabila gagasan Papua Tanah Damai itu terwujud, maka ada 9 (sembilan) aspek yang harus dapat dirasakan masyarakat , yaitu : (1) harmoni dan keutuhan, (2) komunikasi dan informasi, (3) rasa aman dan nyaman, (4) keadilan dan kebenaran, (5) kebersamaan, toleransi dan saling menghargai, (6) kemandirian, (7) kesejahteraan, pengakuan dan harga diri, (9) partisipasi.
Tentu saja mewujudkan gagasan tersebut menuntut komitmen iman yang tinggi. Oleh karena itu, mendahului perayaan 100 tahun Injil di Supiori gereja dan pemerintah bersama seluruh masyarakat di daerah ini mempersiapkan diri melalui tahapan-tahapan kegiatan yang mengantar kepada penghayatan akan arti kehadiran Injil itu dan implikasinya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
Gagasan Supiori Pulau Injil itu, dengan begitu mesti dipandang sebagai wujud komitmen untuk mempertahankan dan membangun Identitas Masyarakat Supiori.
TUJUAN UMUM
Kegiatan-kegiatan menyongsong 100 Tahun Injil dan perayaannya secara umum bertujuan untuk membangun komitmen bersama masyarakat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan gagasan "Supiori Pulau Injil", sehingga nilai-nilai Injil seerta pengakuan akan hak-hak dan identitas diri masyarakat lokal mewarnai kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar